Ini Alasan Google Larang Produsen Ponsel Android Ubah Fitur Quick Charging

Seperti yang diketahui bersama, Google memang agak sensitif kalau saudah menyangkut dengan hak cipta. Google memang menganggap setiap karya yaitu seni yang jadi pujian para pembuatnya. Tak hanya itu, Google juga dikenal sangat teliti untuk urusan produk dan fitur dari suatu ponsel. Mungkin inilah yang menjadi penyebabnya mengapa Google melarang para vendor untuk mengubah fitur Quick Charging pada ponsel yang memakai sistem Android.



Ya, baru-baru ini Google mengeluarkan hukum gres bagi para vendor yang memproduksi  smartphone berbasis Android. Dalam hukum gres tersebut, Google melarang vendor untuk memodifikasi fitur pengisian daya cepat (quick-charging) pada Android dengan USB Type-C. Namun, apa benar alasannya hanya seputar hak cipta dan status keamanan?

Alasan mengapa Google Larang Vendor Mengubah Fitur Quick Charging pada ponsel berbasis Android

Apa itu Quick Charging? 

Quick charging
 merupakan fitur yang berkhasiat untuk mengisi daya dalam durasi yang lebih cepat dibandingkan ponsel yang tidak dilengkapi kemampuan ini. Misalnya, bila biasanya mengisi daya butuh waktu sampai 3-4 jam, fitur ini menciptakan baterai ponsel terisi penuh dalam waktu 2-3 jam.


Baca Juga

Penggunaan Quick Charging

Beberapa vendor memakai fitur ini untuk memikat pengguna. Apalagi mengingat baterai ponsel masa sekarang sudah dirancang menyatu dengan bodi sehingga mustahil mengganti dengan baterai cadangan dikala daya sudah habis.

Namun, teknologi quick charging ini tidak mempunyai standar tunggal. Para produsen, menyerupai Qualcomm, Oppo, MediaTek, mempunyai versi masing-masing, yang seringkali tidak cocok untuk digunakan bersamaan dengan metode Power Delivery standar untuk USB Type-C. Hal inilah yang dipermasalahkan oleh Google. 

Oleh alasannya itu, menyerupai dilansir dari Slashgear, Kamis (10/11/2016), Google melarang pemakaian metode quick charging yang tidak sesuai standar Power Delivery pada USB Type-C. Hal ini diungkap dalam dokumen Android Compatibility Definition yang gres dirilisnya.

“Pada USB-C, sangat disarankan supaya tidak memasang metode pengisian daya yang memodifikasi Vbus sampai lebih tinggi dari voltase awal, juga tidak disarankan mengubah fungsi sink/source. Pasalnya, perubahan tersebut bisa mengakibatkan duduk kasus pada perangkat atau charger yang mendukung metode USB Power Delivery,” tulis Google. 

“Meskipun kami menyatakan tindakan tersebut sangat tidak disarankan, tapi ada kemungkinan bahwa kami akan meminta seluruh Android USB Type-C untuk mendukung interoperabilitas dengan charger standar tipe C,” imbuhnya.

Para produsen, menyerupai Qualcomm dan MediaTek, belum menawarkan perilaku yang terperinci terhadap larangan tersebut.

Dokumen Android Compatibility Definition sendiri merupakan acuan dan syarat yang diminta supaya perangkat genggam bisa berjalan memakai sistem operasi Android

Meski ada syarat demikian, Android tetaplah sebuah platform open source
. Artinya masih ada kesempatan untuk melaksanakan modifikasi dan sejenisnya, tanpa menghiraukan larangan tersebut.

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel