Tips Menjalankan Puasa

Bulan puasa tiba, pastinya rujukan makan juga turut berubah, meski sanggup dibilang perubahan tersebut hanya temporer. Perubahan ini lebih banyak dialami sistem pencernaan kita, di mana sebelum berpuasa, sistem pencernaan bekerja ekstra keras, namun dengan berpuasa, kerja pencernaan menjadi berkurang, sehingga asam lambung dan enzim pencernaan pun ikut beristirahat.

Sengaja membiarkan perut kosong cenderung menciptakan orang lemas dan lesu, sehingga ketika berpuasa lebih menentukan untuk berdiam diri dan menghindari acara fisik. Dan tidur menjadi pilihan yang sempurna biar puasa berlalu tanpa terasa.

Tapi tahukah Anda, jikalau tidur dan tak melaksanakan acara ketika berpuasa justru menciptakan Anda lemas. Menurut Dr. Ebrahim Kazim, dokter dan sekaligus pendiri Islamic Academy Trinidad, dalam bukunya 'Further Essays on Islamic Topics', menyebutkan duduk termenung tanpa melaksanakan acara apapun akan menciptakan rasa lapar dan lemas lebih terasa. Rasa lemas ini akhir penurunan gula darah yang berlebihan, di mana gula darah yang terlalu rendah justru menciptakan kita bertambah lemas dan perut keroncongan.

Gula darah rendah otomatis menciptakan otak lebih sulit berkonsentrasi. Ini sebab otak yang sudah terbiasa menerima energi dalam bentuk glukosa berkurang, dan pengurangan pedoman glukosa ke jaringan otak akan menciptakan kita sulit berkonsentrasi. Hal ini hanya terjadi pada awal kita menjalani puasa, namun rasa pusing dan sulit konsentrasi ini akan hilang dengan sendirinya sehabis beberapa hari kita menjalani puasa. Yang penting jangan banyak termenung dan tetap beraktivitas sesuai porsinya.

Tetap aktif secara fisik ketika berpuasa memompa badan untuk mengeluarkan hormon stres. Hormon ini yang memeras gula keluar dari cadangan hidrat arang tubuh, dan menciptakan gula gres dari jaringan cadangan badan lainnya menyerupai jaringan lemak.

Selain penurunan gula darah, perubahan jam tidur juga mendukung rasa kantuk yang kerap menyertai ketika berpuasa. Bangun dini hari dan bersantap sahur otomatis akan mengubah daur fisiologi hormon yang mencapai puncak produksinya dari tengah malam, yakni growth hormone (hormon pertumbuhan) dan cortisol hormone.

Hormon pertumbuhan berfungsi meningkatkan penghancuran asam amino dari darah ke otak yang membantu pemulihan sel saraf. Sementara hormon kortisol berperan membantu meredam stres ketika berdiri pagi, mengurangi peradangan, dan rasa letih.

Selain perubahan rujukan tidur, faktor 'psikologis sistem pencernaan' juga perlu diperhitungkan. Makan pada jam yang seharusnya kita tidur ialah sesuatu yang belum sanggup diterima sistem pencernaan, sebab itu santap sahur harus dibedakan dengan sewaktu kita makan biasa.

Makan secukupnya dengan kandungan gizi sempurna dan jikalau diharapkan sanggup mengkonsumsi suplemen. Ingat, jangan memberi kiprah terlampau berat dan terlalu buru-buru pada susukan pencernaan yang 'masih tidur'.

Dr Kazim juga menyebutkan ketika berpuasa, badan insan akan 'memanggil' hormon endorphins (hormon yang mengurangi sensasi rasa sakit dan gangguan emosional), yang menunjukkan rasa menenangkan secara psikologis.

Ketenangan ini makin diperkuat dengan acara keagamaan yang dilakukan ketika Ramadhan yang didukung disiplin dan kontrol diri dari segala perbuatan mungkar. Puasa menciptakan kita jauh lebih tenang, damai, dan ikhlas. Selamat berpuasa!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel