Mlm - Haram, Manfaat, Dan Resikonya

Hampir semua pengguna internet bahkan orang yang belum mengerti komputer tahu atau bahkan telah mengikuti Multi Level Marketing (MLM). Sistem ini menjanjikan laba finansial yang besar dari jaringan (network) suatu perusahaan dimana seseorang akan mendapat laba finansial secara gratis apabila ia telah membeli suatu jenis produk, menyebar-luaskannya, dan merekrut orang lain sebagai anggota gres dalam jaringannya (downline). Sistem ini konon bisa menghasilkan pendapatan finansial secara pasif sampai milyaran rupiah setiap bulannya.

Tahukah anda mengenai sistem pembayarannya? Suatu perusahaan yang memakai proses MLM menyampaikan bonus (dan poin bagi beberapa sistem MLM) berupa penghasilan finansial pasif setiap membeli barang tertentu dan merekrut anggota baru. Sistem ini mengharuskan anda mengajak orang lain sebagai anggota dari sistem MLM itu sendiri dengan rujukan dari anda sendiri sebagai upline.

Iming-iming penghasilan finansial yang sangat besar menjadi salah satu senjata ampuh dalam menarik calon anggota downline. Padahal perusahaan yang menjalankan sistem MLM tersebut rata-rata mempunyai nilai kualitas produk yang sangat rendah (contoh: Tiens/Tianshi). Kebohongan dalam menjalankan aktifitas ini sangat dihentikan oleh agama apapun di Indonesia.

Banyak anggota dari sistem MLM ini yang membohongi calon anggotanya untuk menjadi downline dengan mengiming-imingi uang dalam jumlah besar atau khasiat produk yang sangat ampuh (padahal belum tentu ia sendiri yang menggunakannya). Pada beberapa anggota bahkan menyampaikan bahwa kalangan pemerintahan tingkat atas (Gus Dur, Megawati, dll) juga mengikuti sistem MLM yang mereka terapkan. Suatu kebohongan yang tidak sanggup dipungkiri.

Agama Islam jelas-jelas melarang sistem MLM tersebut dikarenakan di dalamnya terjadi permainan uang dan kebohongan-kebohongan yang terjadi untuk merekrut anggota gres (bahkan dalam suatu surat kabar diberitakan bahwa ada unsur pemaksaan dalam menjadi anggotanya).

Sebagai contoh, kita sanggup melihat sistem MLM yang ditawarkan oleh perusahaan Tiens/Tianshi yang berbasis di China. Perusahaan ini menjanjikan laba finansial yang berlipat ganda apabila kita menjadi anggota, membeli produknya, menyebar-luaskannya, dan menarik anggota gres sebagai anggota di bawah kita (downline) sehingga kita secara otomatis akan menjadi upline.

Tiens mengharuskan kita untuk mengajak minimal 5 orang sebagai anggota kita dan kelima orang tersebut harus mengajak masing-masing lima orang lagi untuk menjadi anggota mereka. Siklus ini terus berlanjut secara multi-level sampai level yang tak terbatas. Dalam proses ini, setiap anggota niscaya akan menemukan kesulitan utama. "Darimana mereka bisa mendapat lima orang anggota baru?" dan "Bagaimana caranya merekrut anggota baru?"

Proses inilah yang mengakibatkan banyaknya terjadi unsur kebohongan dimana mereka secara sengaja melebih-lebihkan keunggulan dari suatu produk dan menyampaikan laba finansial berlipat ganda apabila mereka mengikutinya.

Satu yang niscaya dalam sistem MLM ini. Sampai sejauh mana kita bisa untuk mengajak orang sebagai downline kita? Tidak ada satu orang pun yang mau untuk menjadi anggota bawahan. Tidak satu orang pun yang mau untuk membeli produk murahan dan tidak berkualitas. Tidak satu orang pun percaya bahwa mereka bisa untuk mendapat pesawat terbang atau kapal pesiar. Secara logika, mustahil semua orang di seluruh Indonesia mau mengikuti sistem MLM.

Banyak kerugian yang akan diperoleh seorang anggota sistem MLM. Kerugian materil alasannya yaitu harus membeli produk yang tak terperinci manfaatnya, dosa alasannya yaitu membuatkan kebohongan dimana-mana, dan lain sebagainya.

Artikel ini aku buat alasannya yaitu aku begitu geram dengan sistem MLM ini. Di kota daerah aku tinggal, Yogyakarta, MLM menjamur dimana-mana. Hampir tak ada orang yang tahu mengenai kerugian mengikuti sistem ini. Semua terbujuk rayu oleh rayuan gombal anggota MLM untuk memperoleh pendapatan yang sangat besar.

Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman dalam Al Qur'an bahwa kita diwajibkan bekerja keras untuk memperoleh penghasilan dan menafkahi anak-cucu kita. Kita tentu tidak mau menafkahi anak-cucu kita dan makan dengan uang hasil kebohongan. Sesungguhnya Allah SWT melaknat orang yang makan harta riba.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel