Sampai Kapan Kita Menghujat Pemimpin Negeri Sendiri?
Sampai Kapan Kita Berhenti Menghujat Pemimpin Negeri Sendiri?
Artikel ini saya sadur dari postingan seorang sobat facebook saya yang sontak menciptakan saya sependapat dengan beliau. Setiap dari kita sebagai warga negara Republik Indonesia memang berhak menentukan siapapun pemimpinnya, tapi kita jarang yang sanggup mendapatkan "jago" kita kalah atau lupa akan prestasi yang telah dicapai Pemimpin tersebut.Saya yakin, siapapun Presiden di Indonesia akan tetap dihujat oleh rakyatnya sendiri.
Mau bukti?
Baca Juga
1. Soekarno
Soekarno awalnya disanjung sebagai Proklamator dan Founding Father Indonesia. Tapi lihatlah lalu dia habis-habisan dihujat hingga risikonya wafat dalam keprihatinan.
2. Soeharto
Soeharto juga demikian. Dikenal sebagai Bapak Pembangunan dengan REPELITA dan GBHN yang tersusun rapi untuk Indonesia siap tinggal landas menjadi negara maju. Namun risikonya dihujat alasannya KKN yg merajalela. Semua tiba-tiba amnesia dengan segala pencapaian yg dia buat selama 32 tahun memimpin negeri.
3. BJ Habibie
Lalu bagaimana dengan BJ Habibie? Pencapaian terbesarnya yakni mengembalikan kurs yg ketika itu mencapai Rp15.000 - Rp16.000 ke Rp7.000 akhir krisis moneter. Namun dia punya kesalahan fatal yang menjadikan Timor Timur harus lepas dari Indonesia. Beliau juga habis dihujat pada ketika itu. Laporan pertanggungjawabannya ditolak MPR dan harus lengser. Alhamdulillah, kini banyak millenial yg kembali memujanya dan terbuai drama percintaannya yang tayang di layar bioskop Indonesia.
4. Gus Dur
Sekarang lihatlah Gus Dur. Seorang Ulama Besar, seorang Guru Bangsa, seorang visioner yang mengedepankan keberagaman dalam berbangsa. Namun risikonya dilengserkan oleh intrik politik semenjak pernyataan-pernyataannya yg kontroversial soal dewan perwakilan rakyat yang menyerupai Taman Kanak-Kanak. Semoga kini bangsa ini melihat faktanya.
5. Megawati Soekarno Putri
Pemerintahan lalu dilanjutkan oleh Megawati. Memang tidak banyak pencapaian ketika itu, alasannya negara ini kembali diguncang oleh pertikaian politik. Akhirnya dia gagal kembali terpilih akhir banyaknya issue seputar penjualan asset negara. Beliau banyak dihujat soal itu hingga sekarang.
6. Susilo Bambang Yudhoyono
Bagaimana dengan pemerintahan di masa SBY? Harus jujur diakui, dibawah kepemimpinan SBY negara ini sedikit kembali ke kestabilan politik. Ekonomi bertumbuh. IHSG terus mencatat rekor pencapaian tertinggi. Namun di periode ke dua pemerintahannya mulai terbongkar praktek-praktek korupsi para kader Partainya. Beliau juga dihujat habis-habisan sesudah itu. Kasus Korupsi Hambalang telah menyeret banyak petinggi Partai dan Pejabat negeri ini ke balik jeruji penjara.
7. Joko Widodo
Bagaimana dengan Presiden Jokowi sekarang? Kita sanggup menyaksikan sendiri, hujatan tiada henti bahkan semenjak awal pencalonannya sebagai Presiden RI di thn 2014.
Hoax, hasutan, fitnah seakan tidak ada habisnya diarahkan ke beliau. Memang di masa pemerintahannya ada beberapa kebijakan tidak terkenal yang mengguncang kehidupan masyarakat. Namun haruskah kita menafikan pembangunan yang kembali ulet dilaksanakan sesudah pemerintahan SBY berjuang menjaga kestabilan politik dan ekonomi?
Haruskah kita menghujat kebijakannya yang menawarkan perhatian dan porsi pembangunan yang lebih besar kepada masyarakat di luar pulau Jawa?
Mengapa kita tidak berguru untuk menghargai hasil kerja para pemimpin kita? Yakinlah, TIDAK ADA PEMIMPIN NEGERI INI YANG INGIN NAMANYA BURUK selama masa pemerintahannya. SEMUA PEMIMPIN INGIN MEMBERIKAN YANG TERBAIK UTK NEGERI INI. Semuanya niscaya berusaha menorehkan tinta emas di dalam catatan sejarah bangsa ini. CATAT ITU.
Maka, salahkanlah para politisi yang terus menggoreng issue utk menarik simpati atau menyudutkan lawan politiknya. Salahkanlah mereka yang hanya berkoar-koar tanpa berbuat sesuatu yang berarti utk bangsa ini.
Lalu, buat apa kita ikut karam dalam debat-debat tak penting alasannya berbeda pandangan politik. Yang untung itu hanya politisi yang kau idolakan. Sedangkan kamu, sanggup jadi kehilangan simpati orang-orang yang pernah erat denganmu.
Biarkanlah pemerintah kini bekerja dengan tenang. Hargai apa yg mereka usahakan. Jika hasilnya tidak sesuai harapanmu, maka manfaatkan senjata terakhirmu, yaitu suaramu di Pemilu yang akan datang.
Gak perlu mengumbar kemarahanmu ke orang-orang, apalagi di social media.
Ayolah... Berhentilah berdebat.
Sampai kapan kita mau jadi bangsa penghujat?
Sumber https://www.gatsublog.com/