[Review Drama] Ping Pong Ball (2018)


  • Judul Korea : Takkookong /탁구공
  • Sutradara: Kim Sang-Ho
  • Penulis: Park Ji-Won
  • Stasiun TV: JTBC
  • Episode: 2
  • Masa Tayang: 17 -18September  2018

Note:

  • Berdasarkan webcomic "Takkookong” oleh Jo Geum-San (2 Januari 2010 via comic.daum.com/webtoon/)
  • Bagian dari "JTBC Drama Festa" seri dari Istimewa drama. 

Pemeran Utama:
  • Yoo Jae-Myung : Kim Deuk-Hwan
  • Ji Soo : Kim Young-Joon

Baca Juga



Sinopsis:
Kim Young-Joon (Ji Soo) ialah mahasiswa jurusan filsafat. Dia mengungkapkan perasaan cintanya kepada seorang gadis, tetapi gadis itu menolaknya. Dia mengalami masa-masa sulit alasannya ialah penolakannya terhadapnya. Kim Young-Joon kemudian bertemu laki-laki misterius tunawisma Kim Deuk-Hwan (Yoo Jae-Myung) yang tinggal di bawah jembatan kecil akrab kompleks apartemen Kim Young-Joon. Kim Deuk-Hwan juga mengalami kegagalan dalam cinta dan membangun pertemanan dengan Kim Young-Joon.


Review:
Drama ini dibuka dengan Kim Young Joon berlari dan ditempat lain polisi sedang mengidentifikasi mayit seorang tunawisma, menciptakan kita sebagai penonton bertanya-tanya genre menyerupai apa drama ini. Pertemuan Young Joon dan seorang tunawisma Kim Deuk Hwan cukup absurd dan mengejutkan bagi Young Joon. Walaupun Young Joon tidak mempunyai kesan pertama yang baik pada tuan Kim, entah mengapa ia mulai tertarik pada tunawisma yang ia tidak tahu namanya itu dan sering mengunjungi laki-laki itu untuk mengobrol, walaupun orang lain merumorkan bahwa tunawisama itu ialah pembunuh. Mungkinkah alasannya ialah Young Joon kesepian? atau sekedar rasa kasihan?atau alasannya ialah ia merasa laki-laki itu menyebarkan perasaan yang sama dengan nya?

Drama ini terasa sangat sederhana dan senyap, tidak terlalu banyak gerakan ataupun variasi lokasi yang meriah- hanya di rumah Young Joon, bar, tenda tunawisma di kolong jembatan, dan beberapa sudut taman. Fokus utama drama ini sanggup dirasakan dari obrolan para karakternya yang terasa detail dan dalam, bahkan untuk obrolan kecil akan terasa penekanannya  yang menciptakan kita mempelajari tiap-tiap aksara yang sedang berbicara. Dan bab favorit Kwak ialah tiap obrolan Young Joon dengan dirinya sendiri dan juga Young Joon dengan tuan kim sang tunawisma, dialog-dialog tersebut mungkin berat tapi kalau kalian berusaha memahami akan cukup bermakna dan sanggup berelasi dengan kehidupan kita.

Sayangnya ending di drama ini menciptakan kwak bertanya-tanya seperti, "drama apa  ini?", atau "apa maksud dari drama ini?", bahkan "apaan sih nggak jelas?". Akhir dari drama ini cukup bikin kita 'menboong'. Mereka hanya meninggalkan pertanyaan dan imajinasi kita untuk menebak-nebak. Sampai final siapa pembunuh tunawisma juga menyerupai ditunjukkan tetapi tidak benar-benar ditunjukkan. Akhir antara Young Joon dengan tuan kim juga diperlihatkan, tetapi penulis dan sutradara membiarkan kita untuk  menafsirkan arti dari final keduanya (atau ketiganya) dengan pertanyaan, 'siapa yang terbodoh?' Kwak dan Kwik yang seharian merundingkan siapa yang terbodoh dari drama ini pun belum menerima jawabannya. Young Joon kah? Tuan Kim kah? Istri tuan kim kah? Atau mungkin kita yang menonton drama ini sampai akhir?

Satu lagi yang kwak ingin tau ialah arti ping pong ball dari drama ini, awalnya Kwak berpikir dengan sederhana bola ping pong yang dimaksud ialah percakapan dua orang ini, kemudian berganti menjadi tumor dikepala tuan kim, dan berganti menjadi Young Joon yang mendengarkan tiap-tiap pembicaraan orang-orang kesana kemari, namun berakhir dengan 'mungkin kita lah bola ping pong yang tidak berbeda dengan Young Joon yang mendapatkan opini tiap aksara di drama ini kesana dan kemari.'

Drama ini nggak cocok untuk pecinta drama ringan dan ogah dengan obrolan yang berat. Nggak rekomen untuk pecinta drama romantis juga alasannya ialah emang nggak ada romantisnya sama sekali. Dan nggak sesuai juga dengan yang anti dengan dongeng menggantung alasannya ialah drama ini sanggup menggantungkan kalian hingha posisi terbalik. Drama ini mungkin akan lebih cocok ditonton untuk yang suka drama dengan kata-kata kiasan atau filosofi.

Yah, drama ini nggak buruk banget sebenernya, mungkin memang endingnya bener-bener berhasil menciptakan banyak orang kecewa memang. Saran dari Kwak, drama ini akan lebih menarik bila kalian fokus akan obrolan kedua aksara utama ketimbang fokus pada kasus pembunuhan  atau melihat  drama ini sebagai citra besar.

Menurut kalian sendiri, 'siapa yang paling bodoh?'

-kwak-

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel