[Review Drama] Mama Fairy And The Woodcutter / Tale Of Gyeryong Fairy (2018)

 Dia turun ke dunia dan mandi di jeram di Gunung Gyeryong [REVIEW DRAMA] Mama Fairy And The Woodcutter / Tale of Gyeryong Fairy (2018)

  • Judul: Mama Fairy and the Woodcutter (Judul Bahasa Inggris) / Tale of Gyeryong Fairy (Judul Terjemahan) / 계룡선녀전 / Gyeryongsunnyeojeon
  • Genre: Fantasi, roman, komedi
  • Episode: 16
  • Saluran TV: tvN
  • Periode Tayang: 05 November - 15 Desember 2018
  • Jadwal Tayang: Senin & Selasa 21:30 KST
  • Perusahaan Produksi: Studio Dragon
  • Sutradara: Kim Yun-Cheol
  • Penulis: Dol Bae (webcomic), Yoo Kyung-Sun
  • Bahasa: Korea

Sinopsis:

Di zaman Goryeo, Sun Ok-Nam ialah seorang peri (bidadari). Dia turun ke dunia dan mandi di jeram di Gunung Gyeryong. Sementara ia mandi, seorang penebang kayu mengambil baju perinya dan menyembungikannya. Karena hal ini, Sun Ok-Nam tidak sanggup kembali ke Kahyangan. Dia kemudian menikah dengan sang penebang kayu dan mereka mempunyai dua orang anak, namun suaminya meninggal alasannya ialah jatuh dari tebing. Sun Ok-Nam berusaha menemukan baju perinya, namun ia masih tidak sanggup menemukannya. Membutuhkan baju perinya, ia memutuskan untuk menunggu sampai sang suami bereinkarnasi.

Saat ini di masa kini, ia menciptakan kopi di sebuah kafetaria di gunung Gyeryong dan menunggu reinkarnasi suaminya. Akhirnya, sesudah 699 tahun, ia menerima perasaan bahwa salah satu dari kedua laki-laki yang mengunjungi kafenya dari Seoul ialah reinkarnasi suaminya. Sun Ok-Nam tidak yakin mana dari kedua laki-laki tersebut yang merupakan suaminya. Dia memutuskan untuk mengikuti mereka ke Seoul untuk mencari tahu.

Baca Juga


Pemeran Utama:

  • Moon Chae Won sebagai Sun Ok Nam
    • Go Doo Shim sebagai old Sun Ok Nam
  • Yoon Hyun Min sebagai Jung Yi Hyun
  • Seo Ji Hoon sebagai Kim Geum
  • Jun Soo Jin sebagai Lee Ham Sook



Review:

Versi Korea dari legenda Jaka Tarub dan Nawang Wulan, wacana seorang bidadari yang kehilangan jubahnya ketika sedang mandi dan kesannya hidup dan menikah dengan seorang manusia. Kwik gak nyangka Korea punya legenda yang seolah-olah dengan legenda di Indonesia. Kisah legenda inilah yang menciptakan Kwik tertarik menonton drama ini.

Ide ceritanya cukup fresh, modernisasi dari legenda. Namun sayangnya eksekusinya tidak sebagus yang Kwik harapkan. Dari segi imbas visual (computer-Generated Imagery aka CGI) yang sanggup dibilang merupakan unsur penting dalam drama maupun film bertemakan fantasi, Kwik sanggup bilang sangat mengecewakan. Eksekusi efeknya yang terlihat sangat tidak natural juga cukup mengganggu. CGI dalam drama Korea ini mengingatkan Kwik akan CGI film legenda di salah satu stasiun TV swasta kita, ya gak separah yang di lokal sih... Tapi cukup mengecewakan juga... Biasanya drama Korea selalu menyajikan imbas dan sinematografi yang apik, tapi kali ini jadi terkesan low budget...

Kwik juga menyayangkan kurangnya chemistry antara kedua pemeran utama dengan aktris utama dalam drama ini. Yang Kwik suka malah chemistry dari kedua abjad utama pria, kesan relasi mereka terasa alami. Namun entah kenapa ketika adegan romantis dengan tugas utama perempuan malah Kwik tidak mencicipi chemistry-nya. Beberapa adegan guyonan dalam drama ini terasa agak garing dan terkesan dipaksakan, tidak semua guyonannya sih... Masih ada kok yang cukup menciptakan geli dan gemas melihatnya, apalagi jikalau sudah melibatkan Prof. Lee yang naksir berat sama Prof. Jung.

Sebenarnya episode awal drama ini cukup menarik diikuti, penuh misteri siapakah bekerjsama kedua laki-laki yang tiba-tiba melihat sosok muda dari sang bidadari. Namun beranjak pertengahan sampai akhir, kesan unik yang ditawarkan di tema menjadi biasa. Kwik merasa drama ini tidak jauh berbeda dengan drama roman percintaan Korea pada umumnya. Beberapa tugas sampingan yang bekerjsama juga cukup menarik untuk dikisahkan namun benar-benar hanya sampingan saja. Jalan dongeng di episode pertengahan terasa lambat dan seakan mengulur waktu, sebagian besar misteri terjawab di dua episode terakhir.

Terlepas dari sanksi yang menciptakan Kwik kecewa, drama ini Kwik rasa cukup sukses membawa pesan wacana persahabatan dan pengorbanan.

Drama ini cukup mengecewakan Kwik, tapi bagi kalian yang memang mencari tontonan ringan dan kehabisan stok tontonan ya sanggup lah mengisinya dengan drama ini. Tapi jangan memberi ekspektasi terlalu tinggi ya. Bisa dibilang drama ini drama ringan dan sederhana yang juga tidak terlalu memperlihatkan kesan pada penontonnya. Dan bagi kalian yang lebih suka drama yang tidak mengecewakan berbobot atau cepat bosan dengan drama bertemakan komedi romantis ringan, Kwik sarankan cari tontonan yang lain ya... Tapi ya kembali lagi pada selera masing-masing ya... Adakah Bebek K-poers yang udah nonton drama ini? Gimana pendapat kalian? Yuk share di komentar... 😉

-Kwik-

Sumber https://bebekpo.blogspot.com/

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel