Kisah Ratapan Seorang Gadis Kecil Di Atas Kubur

Kisah Ratapan Seorang gadis Kecil Di Atas Kubur | - Alhamdulillah terima kasih sahabat yang sudah setia mengunjungi postingan admin kembali, dan ketika ini admin akan membagikan kisah Islami yang sangat seru dan yang pastinya sangat menciptakan sahabat semua penasaran. Admin tidak akan panjang lebar lagi yuk mari di simak Cerita Islami yang berjudul Kisah Ratapan Seorang gadis Kecil Di Atas Kubur di bawah ini.

Kisah Ratapan Seorang gadis Kecil Di Atas Kubur Kisah Ratapan Seorang gadis Kecil Di Atas Kubur

Kisah Ratapan Seorang gadis Kecil Di Atas Kubur

Kisah Ratapan Seorang gadis Kecil Di Atas Kubur

Cerita Islami

Dengan rambut terurai yang kusut masal, seorang gadis kecil berlari-lari sambil menangis mengikuti mayit ayahnya yang di usung menuju daerah pemakaman. Melihat iring-iringan mayit lewat depan rumahnya, Hasan Al Basri yang duduk di depan pintu bangun dan bergabung dalam iring-iringan itu.
"Ayah, mengapa begitu singkat umurmu?" ratap gadis kecil mengikuti iring-iringan itu.

Baca Juga

Hasan Al Basri melihat keadaan gadis itu hatinya terasa trenyuh (tersentuh), perasaannya menjadi iba. Takdir telah memilih bahwa gadis sekecil itu harus kehilangan bapak, padahal gadis seumurnya masih memerlukan pertolongan dan bimbingan dari seorang bapak. Esok harinya, ketika Hasan Al Basri kembali duduk di muka pintu menyerupai hari kemarin, gadis kecil itu lewat lagi. Gadis kecil itu berlari-lari sambil meratap dan menangis menuju makam ayahnya. Hal itu menciptakan Hasan Al Basri mengikutinya dari belakang, ia ingin tahu apa yang akan di perbuat gadis kecil itu.

Setiba di pemakaman, Hasan Al Basri melihat gadis kecil itu memeluk makam ayahnya, pipinya di letakan di atas gundukan tanah sambil meratap-ratap. Dari persembunyiannya Hasan Al Basri selalu mengikuti apa yang di lakukan gadis kecil itu, dan ia mendengar apa yang di ucapkannya.

"Ayah, malam ini engkau sendirian terbaring dalam kegelapan kubur, tanpa lampu penerangan dan penghibur. Jika malam kemarin, saya masih dapat menyalakan penerangan untukmu. Tapi sekarang, siapakah yang menerangimu dan siapa pula yang menghiburmu? Ayah, malam kemarin saya masih dapat menggelar tikar untuk ganjal tidurmu, tapi kini siapakah yang menggelarkan tikar untukmu? Jika malam-malam kemarin saya massih dapat memijitimu tangan dan kakimu, kini siapakah yang memijitimu?" terdengar memilukan ratap gadis kecil itu. Hasan Al Basri yang mendengarkan dari daerah persembunyiannya menjadi trenyuh (tersentuh).
"Ayah, bila kemarin saya yang menyelimuti tubuhmu, tetapi kini siapa yang menyelimutimu tadi malam," kembali terdengar bunyi gadis itu di antara isak tangisnya. "Kemarin engkau masih dapat memanggilku, Ayah, dan saya menjawab untukmu, tetapi semalam siapa yang engkau panggil dan siapa pula yang menjawabmu?"
"Ayah, bila kemarin engkau minta makan dan saya yang melayani, apakah kamu semalam minta makan? dan siapa pula yang melayanimu? Dulu saya yang selalu memasak makanan untukmu, tetapi kemarin siapa yang memasak untukmu?"

Karena tak tahan mendengar ratapan-ratapan mengharukan gadis kecil diatas makam ayahnya itu, Hasan Al Basri keluar dari persembunyiannya dan mendekati gadis kecil itu, tak terasa air matanya menetes jatuh sebab haru.

"Anakku, janganlah engkau mengucap menyerupai itu," kata Hasan Al Basri sehabis berusaha menenangkan hati gadis kecil itu. "Seharusnya ucapkanlah kata-kata menyerupai ini : Ayah, kamu telah ku klafani dengan kain yang bagus, masihkah kamu menggunakan kain kafan itu? Dan kata orang shaleh, bahwa kain kafan orang telah meninggal ada yang di ganti dengan kain kafan dari nirwana dan ada pula yang dari neraka. Kain kafan dari mana yang ayah kenakan sekarang? Ayah, kemarin saya telah meletakan tubuhmu yang segar bugar dalam kubur, masih bugarkah tubuhmu hari ini?"
Gadis kecil itu terus mendengarkan ucapan yang di contohkan Hasan Al Basri tanpa henti.

"Ayah, orang-orang alim menyampaikan bahwa semua hamba besok di tanya perihal imannya. Di antara mereka ada yang dapat menjawab, tetapi ada juga yang cuma membisu. Yang ku pikirkan, apakah ayah dapat menjawab atau hanya membisu? ayah ; katanya kuburan itu dapat di buat menjadi luas atau sempit. Bagaimana kuburan ayah sekarang, bertambah luas ataukah bertambah menyempit? Dan kuburan itu katanya merupakan secuil taman dari taman surga, tetapi dapat juga merupakan sebuah lubang dari lubang neraka. Yang menjadi pikiranku, bagaimana kuburan ayah sekarang? Taman nirwana atauka lubang neraka?

Ayahku, katanya bahwa liang kubur itu dapat menghangati mayat dengan memeluknya menyerupai pelukan seorang ibu terhadap anaknya, tetapi dapat juga merupakan lilitan erat yang meremukan tulang-tulang. Bagaimana keadaan badan ayah sekarang? Jangan-jangan ayah terhimpit lubang kubur.

Ayah, orang shaleh mengatakan, orang yang di kebumikan itu ada yang menyesal mengapa dulu semasa hidupnya tak memperbanyak amalan bagus, justru menjadi pendurhaka, dan banyak melaksanakan maksiat. Yang ku tanyakan pada Ayah, apaka engkau termasuk orang yang menyesali sebab perbuatan maksiat atau menyesal sebab sedikit melaksanakan amal kebagusan?
Ayah, dulu setiap saya memanggilmu engkau selalu menjawab, tetapi kini engkau ku panggil-panggil tak lagi mau menjawabku. Kini engkau telah berpisah denganku, dan tak akan berjumpa hingga hari qiamat. Semoga Allah tak menghalangi perjumpaanku denganmu."

Demikianlah beberapa nasehat Hasan Al Basri yang di sampaikan kepada gadis kecil itu dalam menyesali ayahnya yang sudah meninggal.
"Sungguh baik nasehat Bapak, saya sangat berterima kasih sekali," kata gadis kecil itu.
Kemudian Hasan Al Basri mengajak gadis kecil itu pulang, meninggalkan kuburan ayahnya.

Baik itulah tadi Cerita Islami yang berjudul Kisah Ratapan Seorang gadis Kecil Di Atas Kubur yang dapat admin berikan dalam bentuk tulisan. Besar Harapan admin agar kisah islami ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi anda yang kemungkinan ketika ini sedang membaca artikel ini, jadikan renungan dan motivasi untuk kita semua. Terima kasih. Untuk kisah Islami yang lebih seru dan sangat memotivasi banget sahabat dapat baca sebelumnya yang terbaru berjudul Kisah Islami, Karena Anjing Dua Orang Bisa Bertaubat Nasuha.
Sumber http://putrymala.blogspot.com/

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel