Review Film Seteru (2017)

Kembali akan me-review film garapan sutradara kondang Hanung Bramantyo. sebelumnya aku sudah mengulas KARTINI yang terbilang sukses menarik atensi saya, kini giliran SETERU. Sebuah film yang mengangkat kisah perseteruan antar dua sekolah yang sudah menjadi warisan generasi ke generasi selanjutnya, film perihal tawuran, film perihal potret anak Sekolah Menengan Atas indonesia sekarang.
review film garapan sutradara kondang Hanung Bramantyo Review Film SETERU (2017)

Dengan Setting ibarat itu Film SETERU, akan mempunyai aneka macam area yang dapat di eksplorasi untuk menarik atensi dari penonton, sebab memang sudah jamak dan dapat ditemukan diseluruh pelosok indonesia, kisah "Sekolah A" vs "Sekolah B" sudah niscaya ada disemua daerah, bahkan mungkin penonton sendiri pernah terlibat didalamnya, ini ialah sebuah modal yang sangat bagus, menciptakan SETERU lebih mengena kepada para penonton.
[post_ads]
Dari Plot dasar, dan juga trailer yang sebelumnya sudah beredar di youtube saya benar-benar ber-ekspektasi tinggi terhadap SETERU, apalagi film ini ditangani oleh sutradara yang kualitasnya tidak perlu dipertanyakan lagi. tapi sayang beribu sayang, seteru layaknya sebuah film basa-basi yang berbicara perihal pesan adab umum tentang bagaimana seharusnya menangani permusuhan antar sekolah dan tawuran. tidak dapat lebih mendalam, menguak sesuatu yang labih nyantol kehati para penonton.

Sedari awal naskah dari Bagus Bramanti memang kurang dalam, terkesan malas mengulik sesuatu yang lebih dalam lagi dari masalah "tawuran antar sekolah" ini, ibarat hanya mengambil data dari permukaan, yang ditulis dimedia dan internet saja, bagaimana tidak, SETERU benar-benar ibarat film yang sangat polos, padahal masalah yang diangkat soal sesuatu yang akan lebih menarik jika dibentuk lebih intens, memainkan perasaan, menciptakan para penonton ikut dan mengambil diposisi mana akan memihak, apakah di kubu Sekolah Menengan Atas Kesatuan Bangsa atau Sekolah Menengan Atas Budi pekerti? dan bukan hanya sekedar LANGSUNG memperlihatkan solusi, yang mungkin saja akan cukup sulit menerapkanya di dunia faktual (bukan film).

Selain dongeng yang terlalu mengambang, dan mengambang. entah kenapa film ini juga menciptakan kesan seolah aku sedang menonton sinetron yang dulu tayang di M*CTV judulnya Tendangan Si M*d*n 😓 hmm, bahwasanya sih berharap banget walaupun cast yang dipilih adalah Yusuf Mahardika mbokya jangan lah pakek pakem yang sama ibarat sinetron, memang sih kelebihan yusuf ialah bisa beneran main bola. rasanya ibarat dijejali sesuatu yang sudah kita lihat sebelumnya setiap hari dan gratis ditempat kita nonton berbayar.

Pesan yang disampaikan baik, dan hingga kok, hingga banget sebab ibarat disampaikan eksklusif dan aku tidak perlu berfikir atau mendalami (istilahnya pakek perasaan) untuk tau pesan moralnya. Hanya saja dalam sisi hiburan, tontonan film yang berkualitas SETERU masih kurang, dan bukanlah film yang sesuai ekspetasi awal saya, sebagian besar pada naskahnya, namun hanum juga tampaknya tidak sedikit mengambil tugas "sinetron"-nya SETERU 2017 ini,
[post_ads_2]
Andai film ini dibentuk lebih dalam, alur yang lebih mengambil perasaan para penonton, mungkin setidaknya SETERU dapat meninggalkan bekas kepada penontonya hingga keluar dan hingga rumah. dan bukanya sehabis keluar kemudan mendesah "akhirnya.... huft"

Baiklah pada pada dasarnya SETERU 2017 ialah film yang mempunyai sarat pesan moral, baik ditonton untuk anak-anak yang tidak tahu buruknya TAWURAN tapi sayangnya kurang untuk para penikmat film. apakah Seteru ialah film rekomendasi ? Silahkan simpulkan sendiri dari review atau ulasan diatas.

  • [message]
    • Penilaian Akhir Saya
      • review film garapan sutradara kondang Hanung Bramantyo Review Film SETERU (2017) Judul : Film SETERU (2017)
        Rilis : 2017-04-27
        Sutradara : Hanung Bramantyo
        TRAILER : https://youtu.be/0mnsgj8W6rU/
        Diulas oleh : Ichiro Fahmi
        Lainya : http://bit.ly/2mnlCtp
        Rating : 6 dari 10
        Tanggal diulas : 2017-04-29
        Deskripsi : Sebuah Film dari Hanung Bramantyo SETERU 2017, film yang syarat perihal pesan adab hanya dongeng yang terlalu dangkal, ibarat sinetron yang pindah layar, tidak mengulas sesuatunya lebih dalam.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel